THE POWER OF READING
KARYA TULIS ILMIAH
DI
SUSUN OLEH :
CUT
ARLITA
ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin,
puji dan syukur penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT atas Rahmat dan
Hidayah-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “The Power of
Reading” . Selawat dan Salam
penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya dan
para sahabat Beliau yang telah membawa kita ke alam yang berpengetahuan.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak
sedikit hambatan yang penulis hadapi, untuk itu, penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua anggota yang telah membantu dan
memberikan saran-saran, sehingga karya tulis ini telah selesai.
Penulis berharap karya tulis ilmiah
ini dapat menjadi inspirasi bagi penulis di masa yang akan datang dan juga
memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan kesadaran untuk membaca.
Buket Indah, 20 Desember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca adalah suatu kegiatan
meresepsi, menganalisis dan menginterprestasi yang dilakukan oleh seorang yang
disebut dengan pembaca untuk memperoleh peran yang hendak disampaikan oleh
seorang penulis di dalam media tulisam, seperti buku, koran, majalah, internet,
dan tulisan-tulisan lainnya. Kegiatan tersebut hanya dapat dijalani oleh
seorang dengan adanya kemampuan membaca yang dimiliki olehnya.
Kemampuan membaca sangat
perlu dan pentimh untuk dimiliki oleh semua orang, untuk memperoleh ilmu yang
banyak dan manfaat lainnya yang dapat diraih melalui kegiatan membaca, seperti
menghilangkan kecemasan dan kegundahan serta sebagai penghalang kita untuk
memasuki jurang kebodohan. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan
keluasan dan kefasihan dalam bertutur kata, mengembangkan pemikiran dan
menjernihkan cara berpikir seseorang, meningkatkan memori otak dan pemahaman
serta dapat mengembangkan kemampuannya untuk mendapat dan merespon suatu ilmu
pengetahuan yang sedang dibicarakan.
Namun, di zaman sekarang
ini, membaca merupakan sebuah aktivitas yang terlihat kurang menarik dikalangan
remaja. Hal ini dikarenakan adanya banyak kegiatan lain yang dianggap lebih
menarik, misalnya bermain games, menonton televisi, bermedia
sosial(facebook,twitter,line, instagram) dan lain-lain, padahal kegiatan
tersebut tidak mendorong anak-anak untuk mengembangkan imajinasi mereka
sebagaimana halnya saat mereka membaca.
Tentunya ada banyak alasan
lain bagi para orangtua untuk membangun kebiasaan membaca pada anak-anak. Selain alasan di atas, alasan utama
lainnya adalah anak yang gemar membaca akan mampu meningkatkan kepandaian
mereka secara umum selain itu juga membua merekam emiliki daya imajinasi tinggi
yang nantinya akan mendorongkan kreativitas mereka.
Lantas bagaimana cara
supaya para remaja atau anak-anak memiliki kegemaran untuk membaca sejak kecil
?
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa saja faktor yang mempengaruhi menurunnya minat
baca di kalangan pelajar?
1.2.2
Bagaimana cara meningkatkan minat baca di kalangan
pelajar?
1.2.3
Apa tujuan meningkatkan minat baca di kalangan remaja
di zaman sekarang?
1.2.4
Apa manfaat yang dapat diperoleh dengan meningkatkan
minat baca bagi pelajar?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :
1.3.1
Mendeskripsikan faktor penyebab menurunnya minat baca
di kalangan pelajar.
1.3.2
Menjelaskan cara-cara meningkatkan minat baca di
kalangan pelajar.
1.3.3
Menjelaskan tujuan meningkatkan minat baca di kalangan
pelajar.
1.3.4
Menjelaskan
manfaat yang dapat diperoleh dengan meningkatkan minat baca bagi pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Membaca
Membaca menurut Wikipedia
Indonesia adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari
sesuatu yang ditulis. Membaca
dan mendengar adalah cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya
saat membaca cerita fiksi atau humor. Sebagian besar kegiatan membaca
dilakukan dari kertas, tulisan dengan kapur di sebuah papan tulis bisa
juga dibaca, tampilan komputer dapat
pula dibaca, pada poster dan spanduk di jalanan juga bisa dibaca. Membaca dapat
menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain,
yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca menurut
kamus besar bahasa Indonesia berarti melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Membaca adalah
kegiatan yang sangat menarik bagi seseorang yang gemar membaca, atau bahkan
sebaliknya menjadi kegiatan yang sangat membosankan bagi seseorang yang tidak
suka atau tidak gemar membaca buku,
bagi seseorang yang sangat menyukai kegiatan membaca tentunya akan mencari
tempat terbaik untuk membaca, antara lain perpustakaan, kamar, teras, taman,
kafe, dan tempat tempat lainnya. Sekali lagi membaca adalah kegiatan penting
yang harus dilakukan. Jangan takut dikatai kutu buku, Orang-orang yang sangat gemar
membaca buku umumnya orang-orang yang cerdas, banyak ilmu, dan umumnya jadi
tempat bertanya teman-temannya.
Nah bagaimana dengan minat membaca
masyarakat di Indonesia? Anda bisa memperhatikan baik di jalan, di bus, di
angkot, di terminal, di sekolah atau di kampus, apakah ada di tempat-tempat
tersebut baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa yang sedang asyik membaca
buku atau koran ? tentu saja Anda bisa menyimpulkan sejauh mana tingkat budaya membaca
di negara kita atau Anda sendiri sering melakukannya, kalau dihitung-hitung
banyak waktu yang telah terlewati dengan sia-sia yang seharusnya bias kita isi
dengan membaca atau bahkan dengan hal-hal lain yang lebih berguna.
Sampai pada saat ini minat membaca
masih menjadi perkerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia.
Berbagai program telah dilakukan untuk meningkatkan minat membaca masyarakat.
Pemerintah, praktisi pendidikan, LSM(Lembaga Sosial Masyarakat), dan masyarakat
yang peduli pada kondisi minat membaca saat ini telah melakukan berbagai
kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat untuk membaca,
akan tetapi berbagai program tersebut belum memperoleh hasil maksimal.
2.2 Sumber yang Membutikan
Minimnya Membaca di Indonesia.
Beberapa sumber bukti
rendahnya minat membaca di Indonesia yang diambil dari sumber www.bps.go.id,
yaitu:
2.2.1
Dari
berbagai sumber informasi yang dapat dipercaya, menunjukkan ada indikasi bahwa minat membaca
masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2006 yang menunjukkan bahwa
masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama
mendapatkan informasi. Orang lebih
banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan
radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
2.2.2
Berbagai
penelitian yang telah dilakukan di Indonesia. Internasional Education
Achiecment (IEA) melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD di
Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara peserta studi. Kesimpulan dari
riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-38 dari 39
negara. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat
Indonesia, khususnya anak-anak Sekolah Dasar.
2.2.3
Berdasarkan Education
for All Global Monitoring Report tahun 2005, Indonesia
merupakan negara ke-8 dengan populasi buta hurup terbesar didunia, yakni
sekitar 18,4 juta orang buta hurup di Indonesia. Terkait dengan masalah
membaca, fakta yang lain adalah laporan tingkat keterbacaan halaman buku di
Indonesia yang tidak mencapai satu halaman perhari perorang. Jumlah judul buku
yang terbitpun tidak mencapai angka yang diharapkan jika dibanding dengan
negara-negara lain.
2.2.4
Hasil studi
dari Vincent Greannary yang dikutip oleh World Bank dalam
sebuah Laporan Pendidikan “Education in Indonesia From Cricis to
Recovery“ tahun 1998. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
membaca anak-anak kelas VI Sekolah Dasar kita hanya mampu meraih
kedudukan paling akhir dengan nilai 51,7 setelah Filipina yang memperoleh nilai
52,6 dan Thailand dengan nilai 65,1 serta Singapura dengan nilai 74,0 dan
Hongkong yang memperoleh nilai 75.5.
2.2.5
Rendahnya kemampuan membaca anak-anak Indonesia
sebagaimana data di atas berdampak pada kekurangmampuan mereka dalam penguasan
bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Hasil tes yang dilakukan oleh Trends
in International Mathematies and Science Study (TIMSS) dalam tahun
2003 pada 50 negara di dunia terhadap para siswa kelas II SLTP, menunjukkan
prestasi siswa-siswa Indonesia hanya mampu meraih peringkat ke 34 dalam
kemampuan bidang matematika dengan nilai 411 di bawah nilai rata-rata
internasional yang 467. Sedangkan hasil tes bidang ilmu pengetahuan mereka
hanya mampu menduduki peringkat ke 36 dengan nilai 420 di bawah nilai rata-rata
internasional 474. Dibandingkan dengan anak-anak Malaysia mereka telah berhasil
menduduki peringkat ke 10 dalam kemampuan bidang matematika yang
memperoleh nilai 508 di atas nilai rata-rata internasional. Dan dalam bidang
ilmu pengetahuan mereka menduduki peringkat ke 20 dengan nilai 510 di atas
nilai rata-rata internasional.
Dengan
demikian tampak jelas bahwa kecerdasan bangsa kita sangat jauh ketinggalan di
bawah negara-negara berkembang lainnya.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Menurunnya Minat Membaca.
Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti
pembawaan dan kebiasaan. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya
motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca. Namun, selain dari
faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca,
yaitu :
2.3.1
Teknologi yang semakin canggih. Banyaknya media
hiburan seperti TV, Jejaring Sosial, komputer, hand phone, VCD, tape
recorder,dan lain–lain. Hal ini banyak menyita waktu dan orang lebih memilih
menikmati hiburan dibandingkan dengan membaca buku.
2.3.2
Kurangnya kesadaran, Jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya
membaca, tentu saja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan
menjadi kebutuhan bagi diri kita.
2.3.3
Kurangnya motivasi. Motivasi dari berbagai pihak amat
dibutuhkan terutama dari dewan guru dan orang tua remaja.
2.3.4
Suasana perpustakaan yang
kurang nyaman.
2.4 Cara Meningkatkan Minat Membaca
Banyak
cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam membaca. Misalnya,
dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang berhubungan dengan
pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat membaca di kalangan siswa,
ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun kalangan siswa itu
sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu:
2.4.1
Penciptaan atmosfir kelas
yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta
slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca.
2.4.2
Penyediaan buku-buku bacaan
yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di
perpustakaan dan setiap ruang kelas.
2.4.3
Penciptaan antusiasme pada
setiap individu siswa terhadap pentingnya membaca buku dan berbagai sumber ilmu
lainnya.
2.4.4
Pemanfaatan kegiatan
membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang studi oleh masing-masing
guru.
2.4.5
Rak buku yang dipajang rapi
dan menarik untuk dieksplorasi isinya dengan ditampilkan laksana "gedung
bioskop" atau "gedung teater".
2.4.6
Ada poster berisi cuplikan
isi buku baru dan laku keras di masyarakat.
2.4.7
Tersedia tempat baca buku
lesehan di sekolah, misalnya di depan-depan kelas.
2.4.8
Tersedia ruangan khusus
dengan satu atau dua komputer yang berisi permainan seputar perbukuan,
kepenulisan, dan penulis.
2.4.9
Memberikan pemahaman akan
pentingnya membaca cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak
manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru
yang akan kita dapat.
2.4.10 Membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman. Suasana perpustakaan yang nyaman membuat para
siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akan mendorong siswa
untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada.
2.4.11 Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di perpustakaan
Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
Siswa juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan
selanjutnya meningkatkan minat bacanya, yaitu:
2.4.1.1 Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat
bersaing di era global.
2.4.1.2 Memiliki niat yang tulus untuk membaca.
2.4.1.3 Seringlah mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang.
2.4.1.4 Menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku,
minimal satu buku setiap bulannya, bukan membeli pulsa.
2.4.1.5 Mulailah membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih
dahulu.
2.4.1.6 Catatlah setiap ada informasi penting dari buku yang Anda baca.
2.4.1.7 Bersenang-senang dengan buku.
2.4.1.8 Ceritakan atau sampaikan informasi yang telah Anda peroleh setelah membaca buku kepada teman Anda, begitu juga
sebaliknya.
2.5 Tujuan meningkatkan minat
membaca
Secara umum minat baca mempunyai tujuan mewujudkan suatu sistem
penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
serta mengembangkan masyarakat baca (Reading society) lewat pelayanan
masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk
semua jenis bacaan. Di lingkungan sekolah juga demikian, dengan adanya
fasilitas perpustakaan yang memadai akan menumbuhkan minat baca siswa sehingga
tercipta pula masyarakat baca di lingkungan sekolah.
Tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk :
2.5.1
Mendorong minat dan
kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca.
2.5.2
Meningkatkan layanan
perpustakaan.
2.5.3
Menciptakan masyarakat
informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan.
2.5.4
Memiliki pengetahuan yang
terkini, bukan yang sudah “basi”.
2.5.5
Meningkatkan kemampuan
berpikir.
2.5.6
Mengisi waktu luang.
Minat baca dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan
teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca
lebih efisien, efektif, serta menarik.
2
Manfaat Meningkatkan Minat Membaca
Adapun manfaat dari membaca, yaitu :
2.6.1
Memperluas ilmu
pengetahuan. Dengan membaca kita dapat menambah wawasan seluas mungkin dan kita
dapat membuka gerbang ilmu pengetahuan melaui membaca.
2.6.2
Dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa
Dengan gemar membaca, pelajaran yang sulit akan dapat kita atasi sehingga prestasi belajar meningkat.
Dengan gemar membaca, pelajaran yang sulit akan dapat kita atasi sehingga prestasi belajar meningkat.
2.6.3
Dapat membantu program
pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.6.4
Memenuhi kepentingan hidup,
dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
2.6.5
Meningkatkan minat siswa
terhadap suatu bidang.
2.6.6
Mengetahui hal-hal yang
aktual, dengan membaca siswa dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi
di lingkungan sekitar maupun di seluruh dunia yang mungkin berhubungan materi
pelajaran, sehingga siswa dapat menerapkan dengan kehidupan nyata.
Selain itu, dengan membaca siswa dapat menambah informasi bagi diri
sendiri, meningkatkan pengetahuan serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh
bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seorang siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kegiatan
membaca pada masa sekarang ini seharusnya dijadikan satu budaya yang harus
dibina dan dikembangkan di kalangan masyarakat khususnya para pelajar, karena
dengan membaca semua orang dapat menambah ilmu pengetahuan dan membuka wawasan terhadap
dunia luar. Di zaman sekarang minat membaca masyarakat Indonesia, khususnya
anak-anak relatif rendah. Mereka lebih senang mencari hiburan pada acara di TV,
warnet, mall, play station atau tempat hiburan lainnya di
banding membaca buku di perpustakaan.
Padahal
minat membaca perlu ditumbuhkan sejak anak usia dini. Banyak sekolah dan guru
belum membudayakan siswa untuk menggunakan perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar. Sehingga siswa sangat rendah apresiasinya terhadap karya sastra
maupun buku maupun karya tulis lainnya dan minimnya koleksi buku-buku di
perpustakaan. Di samping itu, perpustakaan yang ada tidak dikelola secara
profesional serta jumlah perpustakaan tidak sepadan dengan jumlah penduduk di
Indonesia. Berdasarkan
uraian-uraian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tingginya minat membaca sangat dibutuhkan oleh setiap orang,
terutama bagi kalangan pelajar. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai cara untuk
meningkatkan minat baca di kalangan pelajar ini. Cara tersebut dapat dilakukan
melalui lingkungan sekolah, maupun oleh pelajar itu sendiri. Hal terpenting
yang harus dilakukan oleh pelajar adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan
kesadaran diri akan pentingnya membaca. Karena hal ini akan dapat membawa
manfaat yang sangat besar, terutama bagi pelajar itu sendiri.