Sabtu, 12 Desember 2015


THE POWER OF READING

KARYA TULIS ILMIAH


DI SUSUN OLEH :
CUT ARLITA



ILMU KOMUNIKASI 





PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2014



KATA PENGANTAR

images.png

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “The Power of  Reading” .  Selawat dan Salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabat Beliau y­­­­­ang telah membawa kita ke alam yang berpengetahuan.
 Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua anggota yang telah membantu dan memberikan saran-saran, sehingga karya tulis ini telah selesai.­
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat menjadi inspirasi bagi penulis di masa yang akan datang dan juga memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan kesadaran untuk membaca.

Buket Indah, 20 Desember 2014

                                                                                                                        Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Membaca adalah suatu kegiatan meresepsi, menganalisis dan menginterprestasi yang dilakukan oleh seorang yang disebut dengan pembaca untuk memperoleh peran yang hendak disampaikan oleh seorang penulis di dalam media tulisam, seperti buku, koran, majalah, internet, dan tulisan-tulisan lainnya. Kegiatan tersebut hanya dapat dijalani oleh seorang dengan adanya kemampuan membaca yang dimiliki olehnya.
Kemampuan membaca sangat perlu dan pentimh untuk dimiliki oleh semua orang, untuk memperoleh ilmu yang banyak dan manfaat lainnya yang dapat diraih melalui kegiatan membaca, seperti menghilangkan kecemasan dan kegundahan serta sebagai penghalang kita untuk memasuki jurang kebodohan. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluasan dan kefasihan dalam bertutur kata, mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir seseorang, meningkatkan memori otak dan pemahaman serta dapat mengembangkan kemampuannya untuk mendapat dan merespon suatu ilmu pengetahuan yang sedang dibicarakan.
Namun, di zaman sekarang ini, membaca merupakan sebuah aktivitas yang terlihat kurang menarik dikalangan remaja. Hal ini dikarenakan adanya banyak kegiatan lain yang dianggap lebih menarik, misalnya bermain games, menonton televisi, bermedia sosial(facebook,twitter,line, instagram) dan lain-lain, padahal kegiatan tersebut tidak mendorong anak-anak untuk mengembangkan imajinasi mereka sebagaimana halnya saat mereka membaca.
Tentunya ada banyak alasan lain bagi para orangtua untuk membangun kebiasaan membaca pada anak-anak. Selain alasan di atas, alasan utama lainnya adalah anak yang gemar membaca akan mampu meningkatkan kepandaian mereka secara umum selain itu juga membua merekam emiliki daya imajinasi tinggi yang nantinya akan mendorongkan kreativitas mereka.
Lantas bagaimana cara supaya para remaja atau anak-anak memiliki kegemaran untuk membaca sejak kecil ?

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1       Apa saja faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca di kalangan pelajar?
1.2.2       Bagaimana cara meningkatkan minat baca di kalangan pelajar?
1.2.3       Apa tujuan meningkatkan minat baca di kalangan remaja di zaman  sekarang?
1.2.4       Apa manfaat yang dapat diperoleh dengan meningkatkan minat baca bagi pelajar?

1.3   Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :
1.3.1       Mendeskripsikan faktor penyebab menurunnya minat baca di kalangan pelajar.
1.3.2       Menjelaskan cara-cara meningkatkan minat baca di kalangan pelajar.
1.3.3       Menjelaskan tujuan meningkatkan minat baca di kalangan pelajar.
1.3.4        Menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh dengan meningkatkan minat baca bagi pelajar.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Membaca
              Membaca menurut Wikipedia Indonesia adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca dan mendengar adalah cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Sebagian besar kegiatan membaca dilakukan dari kertas, tulisan dengan kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca, tampilan komputer dapat pula dibaca, pada poster dan spanduk di jalanan juga bisa dibaca. Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras.  Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.  Membaca adalah kegiatan yang sangat menarik bagi seseorang yang gemar membaca, atau bahkan sebaliknya menjadi kegiatan yang sangat membosankan bagi seseorang yang tidak suka atau tidak gemar membaca buku, bagi seseorang yang sangat menyukai kegiatan membaca tentunya akan mencari tempat terbaik untuk membaca, antara lain perpustakaan, kamar, teras, taman, kafe, dan tempat tempat lainnya. Sekali lagi membaca adalah kegiatan penting yang harus dilakukan. Jangan takut dikatai kutu buku, Orang-orang yang sangat gemar membaca buku umumnya orang-orang yang cerdas, banyak ilmu, dan umumnya jadi tempat bertanya teman-temannya.
Nah bagaimana dengan minat membaca masyarakat di Indonesia? Anda bisa memperhatikan baik di jalan, di bus, di angkot, di terminal, di sekolah atau di kampus, apakah ada di tempat-tempat tersebut baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa yang sedang asyik membaca buku atau koran ? tentu saja Anda bisa menyimpulkan sejauh mana tingkat budaya membaca di negara kita atau Anda sendiri sering melakukannya, kalau dihitung-hitung banyak waktu yang telah terlewati dengan sia-sia yang seharusnya bias kita isi dengan membaca atau bahkan dengan hal-hal lain yang lebih berguna.
Sampai pada saat ini minat membaca masih menjadi perkerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk meningkatkan minat membaca masyarakat. Pemerintah, praktisi pendidikan, LSM(Lembaga Sosial Masyarakat), dan masyarakat yang peduli pada kondisi minat membaca saat ini telah melakukan berbagai kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat untuk membaca, akan tetapi berbagai program tersebut belum memperoleh hasil maksimal.

2.2  Sumber yang Membutikan Minimnya Membaca di Indonesia.
Beberapa sumber bukti rendahnya minat membaca di Indonesia yang diambil dari sumber www.bps.go.id, yaitu:
                     2.2.1               Dari berbagai sumber informasi yang dapat dipercaya,  menunjukkan ada indikasi bahwa minat membaca  masyarakat Indonesia masih sangat rendah.  Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik  pada tahun 2006 yang menunjukkan bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi.  Orang lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
                     2.2.2               Berbagai penelitian yang telah dilakukan di Indonesia.  Internasional Education Achiecment (IEA) melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD di Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara peserta studi. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-38 dari 39 negara. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak Sekolah Dasar.
                     2.2.3               Berdasarkan Education for All Global Monitoring Report tahun 2005, Indonesia merupakan negara ke-8 dengan populasi buta hurup terbesar didunia, yakni sekitar 18,4 juta orang buta hurup di Indonesia. Terkait dengan masalah membaca, fakta yang lain adalah laporan tingkat keterbacaan halaman buku di Indonesia yang tidak mencapai satu halaman perhari perorang. Jumlah judul buku yang terbitpun tidak mencapai angka yang diharapkan jika dibanding dengan negara-negara lain.
                     2.2.4               Hasil studi dari Vincent Greannary yang dikutip oleh World Bank dalam sebuah Laporan Pendidikan “Education in Indonesia From Cricis to Recovery“ tahun 1998. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak-anak kelas VI Sekolah Dasar kita  hanya mampu meraih kedudukan paling akhir dengan nilai 51,7 setelah Filipina yang memperoleh nilai 52,6 dan Thailand dengan nilai 65,1 serta Singapura dengan nilai 74,0 dan Hongkong yang memperoleh nilai 75.5.
                     2.2.5               Rendahnya kemampuan membaca anak-anak Indonesia sebagaimana data di atas berdampak pada kekurangmampuan mereka dalam penguasan bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Hasil tes yang dilakukan oleh Trends in International Mathematies and Science Study (TIMSS)  dalam tahun 2003 pada 50 negara di dunia terhadap para siswa kelas II SLTP, menunjukkan prestasi siswa-siswa Indonesia hanya mampu meraih peringkat ke 34 dalam kemampuan bidang matematika dengan  nilai 411 di bawah nilai rata-rata internasional yang 467. Sedangkan hasil tes bidang ilmu pengetahuan mereka hanya mampu menduduki peringkat ke 36 dengan nilai 420 di bawah nilai rata-rata internasional 474. Dibandingkan dengan anak-anak Malaysia mereka telah berhasil menduduki peringkat ke 10 dalam kemampuan bidang matematika  yang memperoleh nilai 508  di atas nilai rata-rata internasional. Dan dalam bidang ilmu pengetahuan mereka menduduki peringkat ke 20 dengan nilai 510 di atas nilai rata-rata internasional.
Dengan demikian tampak jelas bahwa kecerdasan bangsa kita sangat jauh ketinggalan di bawah negara-negara berkembang lainnya.

2.3  Faktor yang Mempengaruhi Menurunnya Minat Membaca.
Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan dan kebiasaan. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca. Namun, selain dari faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca, yaitu :
2.3.1       Teknologi yang semakin canggih. Banyaknya media hiburan seperti TV, Jejaring Sosial, komputer, hand phone, VCD, tape recorder,dan lain–lain. Hal ini banyak menyita waktu dan orang lebih memilih menikmati hiburan dibandingkan dengan membaca buku.
2.3.2       Kurangnya kesadaran, Jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca, tentu saja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan menjadi kebutuhan bagi diri kita.
2.3.3       Kurangnya motivasi. Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan terutama dari dewan guru dan orang tua remaja.
2.3.4       Suasana perpustakaan yang kurang nyaman.

2.4   Cara Meningkatkan Minat Membaca
Banyak cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat membaca di kalangan siswa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun kalangan siswa itu sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu:
                    2.4.1      Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca.
                    2.4.2      Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
                    2.4.3      Penciptaan antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya membaca buku dan berbagai sumber ilmu lainnya.
                    2.4.4      Pemanfaatan kegiatan membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang studi oleh masing-masing guru.
                    2.4.5      Rak buku yang dipajang rapi dan menarik untuk dieksplorasi isinya dengan ditampilkan laksana "gedung bioskop" atau "gedung teater".
                    2.4.6      Ada poster berisi cuplikan isi buku baru dan laku keras di masyarakat.
                    2.4.7      Tersedia tempat baca buku lesehan di sekolah, misalnya di depan-depan kelas.
                    2.4.8      Tersedia ruangan khusus dengan satu atau dua komputer yang berisi permainan seputar perbukuan, kepenulisan, dan penulis.
                    2.4.9      Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru yang akan kita dapat.
                  2.4.10    Membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman.  Suasana perpustakaan yang nyaman membuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada.
                  2.4.11    Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di perpustakaan
Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.



Siswa juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan selanjutnya meningkatkan minat bacanya, yaitu: 
                     2.4.1.1   Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era global.
                     2.4.1.2   Memiliki niat yang tulus untuk membaca. 
                     2.4.1.3   Seringlah mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang.
                     2.4.1.4   Menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap bulannya, bukan membeli pulsa.
                     2.4.1.5   Mulailah membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih dahulu. 
                     2.4.1.6   Catatlah setiap ada informasi penting dari buku yang Anda baca.
                     2.4.1.7   Bersenang-senang dengan buku.
                     2.4.1.8   Ceritakan atau sampaikan informasi yang telah Anda peroleh setelah   membaca buku kepada teman Anda, begitu juga sebaliknya.

    2.5       Tujuan meningkatkan minat membaca
Secara umum minat baca mempunyai tujuan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta mengembangkan masyarakat baca (Reading society) lewat pelayanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan. Di lingkungan sekolah juga demikian, dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai akan menumbuhkan minat baca siswa sehingga tercipta pula masyarakat baca di lingkungan sekolah. 
Tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk :
                     2.5.1      Mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca.
                     2.5.2      Meningkatkan layanan perpustakaan.
                     2.5.3      Menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan.
                     2.5.4      Memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”.
                     2.5.5      Meningkatkan kemampuan berpikir.
                     2.5.6      Mengisi waktu luang.
Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik.

2        Manfaat Meningkatkan Minat Membaca
Adapun manfaat dari membaca, yaitu :
2.6.1       Memperluas ilmu pengetahuan. Dengan membaca kita dapat menambah wawasan seluas mungkin dan kita dapat membuka gerbang ilmu pengetahuan melaui membaca.
2.6.2       Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
Dengan gemar membaca, pelajaran yang sulit akan dapat kita atasi sehingga prestasi belajar meningkat.
2.6.3       Dapat membantu program pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.6.4       Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2.6.5       Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang.
2.6.6       Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca siswa dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar maupun di seluruh dunia yang mungkin berhubungan materi pelajaran, sehingga siswa dapat menerapkan dengan kehidupan nyata.

Selain itu, dengan membaca siswa dapat menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan pengetahuan serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seorang siswa.
BAB III
PENUTUP

       3.1       Kesimpulan
Kegiatan membaca pada masa sekarang ini seharusnya dijadikan satu budaya yang harus dibina dan dikembangkan di kalangan masyarakat khususnya para pelajar, karena dengan membaca semua orang dapat menambah ilmu pengetahuan dan membuka wawasan terhadap dunia luar. Di zaman sekarang minat membaca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak relatif rendah. Mereka lebih senang mencari hiburan pada acara di TV, warnet, mall, play station atau tempat hiburan lainnya di banding membaca buku di perpustakaan.
Padahal minat membaca perlu ditumbuhkan sejak anak usia dini. Banyak sekolah dan guru belum membudayakan siswa untuk menggunakan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar. Sehingga siswa sangat rendah apresiasinya terhadap karya sastra maupun buku maupun karya tulis lainnya dan minimnya koleksi buku-buku di perpustakaan. Di samping itu, perpustakaan yang ada tidak dikelola secara profesional serta jumlah perpustakaan tidak sepadan dengan jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan uraian-uraian  diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingginya minat membaca sangat dibutuhkan oleh setiap orang, terutama bagi kalangan pelajar. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai cara untuk meningkatkan minat baca di kalangan pelajar ini. Cara tersebut dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah, maupun oleh pelajar itu sendiri. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh pelajar adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya membaca. Karena hal ini akan dapat membawa manfaat yang sangat besar, terutama bagi pelajar itu sendiri.